Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TROMBOSIT TURUN (TROMBOSITOPENIA)

Trombosit adalah keping pembeku darah yang fungsinya sangat penting bagi tubuh. Trombosit ini masih saudara dekat dengan sel darah merah dan sel darah putih. Mereka sama-sama satu nenek moyang dan diproduksi di sumsum tulang. Ketika ada kerusakan dinding pembuluh darah, trombosit akan segera berkumpul dan membentuk sumbatan pada tempat yang bocor. Dengan demikian perdarahan menjadi terhenti.

Nilai normal trombosit pada orang dewasa adalah 150.000-400.000 sel/mm3, Sedangkan jumlah normal trombosit pada anak antara 150.000-450.000 sel/mm3.

Pengertian Trombositopenia


Salah satu kelainan trombosit yaitu trombositopenia. Pengertian trombositopenia adalah jumlah trombosit kurang dari normal. Kondisi trombositopenia dapat dijumpai pada penyakit demam berdarah dengue atau DBD. Penyebab trombosit turun drastis pada penderita DBD adalah karena virus menyerang dan merusak keping trombosit. Bahaya trombositopenia pada penyakit DBD adalah perdarahan hebat yang diikuti dengan turun drastisnya tekanan darah. Jika tidak segera diatasi akan berakibat kepada kegagalan fungsi organ-organ penting seperti otak, ginjal, jantung, dan sebagainya. Kondisi ini memerlukan perawatan intensif di ICU. Seringkali nyawa penderita tidak bisa lagi diselamatkan.

Batas Trombosit Berbahaya


Batas minimal trombosit pada penyakit demam berdarah atau batas terendah yang dianggap berbahaya adalah di bawah 20.000 sel/mm3. Nilai trombosit sebesar ini atau lebih rendah akan memicu munculnya perdarahan spontan dan besar contohnya mimisan, perdarahan gusi, dan perdarahan saluran cerna. Perdarahan spontan yang banyak akan menyebabkan volume darah di dalam sirkulasi berkurang. Keadaan ini tidak bisa dibiarkan dan harus segera diatasi. Caranya dengan transfusi darah sesegera mungkin. Keterlambatan transfusi darah bisa berakibat buruk.

Sebenarnya batas terendah trombosit dianggap berbahaya untuk setiap orang berbeda-beda. Ada orang trombosit 50.000 sudah mengalami perdarahan hebat. Tetapi ada juga yang sudah sangat rendah tapi kelihatan baik-baik saja. Tetapi di dunia medis biasanya nilai 50.000 menjadi patokan untuk pertimbangan transfusi trombosit.

Berkembang pengetahuan di masyarakat bahwa ada makanan untuk menaikkan trombosit, misalnya jambu, buah kiwi  buah naga, dan sebagainya. Makanan-makanan tersebut bisa dikonsumsi langsung atau diolah terlebih dahulu.  Tapi hal ini masih di perlu dibuktikan lebih lanjut melalui penelitian.

Umur trombosit di dalam darah adalah sekitar 7 sampai 9 hari. Oleh karena itu tubuh dengan sendirinya dapat memproduksi trombosit untuk mengganti trombosit yang rusak. Tetapi pada kondisi trombositopenia pada DBD, kerusakan jauh lebih cepat dibandingkan dengan proses produksi di sumsum tulang. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan dan kadar trombosit turun.

Oleh karena itu untuk mengatasi ketidaksinkronan antara kerusakan dan produksi, dokter biasanya melakukan transfusi trombosit sambil menunggu tubuh dapat menyeimbangkan produksi dengan kerusakan trombosit.

Transfusi trombosit menjadi pilihan jika tekanan darah masih relatif baik. Tapi jika tekanan darah sudah turun maka transfusi pilihan adalah darah lengkap atau whole blood.

Ciri Trombosit Naik


Ciri-ciri atau tanda-tanda trombosit naik adalah tidak ada lagi perdarahan spontan dan tidak ada lagi bintik-bintik merah. Selain itu tekanan darah berangsur normal. Kondisi penderita DBD juga sudah mulai tampak membaik.

Tetapi untuk memastikan apakah trombosit sudah betul-betul naik, perlu dilakukan cek darah ulang. Jadi jangan heran jika penderita demam berdarah seringkali diambil darah venanya untuk pengecekan darah.

Trombositopenia atau trombosit turun tidak hanya terjadi pada DBD. Penyakit dimana trombosit turun tapi bukan DBD antara lain penyakit lupus, rheumatoid arthritis, dan idiopatic thrombocytopenia purpura, Hepatitis C, dan lain-lain.

Walaupun sama-sama mengalami kondisi trombosit turun, tetapi penanganan penyakit tersebut masing-masing.

Posting Komentar untuk "TROMBOSIT TURUN (TROMBOSITOPENIA)"