Cyclofem Suntik KB Berapa Bulan? Ini Penjelasannya!
Hai Bunda, kami ingin berbagi informasi penting tentang Cyclofem, salah satu pilihan ber-KB yang mungkin Bunda pertimbangkan. Cyclofem adalah obat KB yang termasuk dalam kategori kontrasepsi suntik.
Sering muncul pertanyaan dari para Bunda sekalian, Cyclofem termasuk suntik KB berapa bulan?
Sebelum sampai pada jawaban, ada baiknya kita mengenal sedikit tentang apa itu Cyclofem.
Cyclofem mengandung dua jenis hormon, yaitu Medroxyprogesterone acetate 50 mg dan Estradiol cypionate 10 mg per 0,5 ml. Kemasan Cyclofem ini praktis, yakni dalam bentuk vial dengan harga yang cukup terjangkau. Cyclofem sendiri diproduksi oleh Tunggal Idaman Abadi, perusahaan yang sudah terpercaya dalam memproduksi obat-obatan.
Cyclofem digunakan sebagai alat kontrasepsi untuk mencegah atau menunda kehamilan. Caranya dengan pemberian suntikan ke dalam otot bokong atau bahu, setiap 28-30 hari. Nah dari sini kita sudah bisa menjawab pertanyaan, cyclofem suntik kb berapa bulan? Jawabannya, cylofem adalah suntik KB 1 bulanan.
Suntikan pertama Cyclofem harus diberikan dalam 5 hari pertama haid. Setelah itu, suntikan berulang dilakukan setiap bulan dengan jarak 28 ± 3 hari. Tentu saja, penyuntikan ini harus dilakukan oleh dokter atau tenaga medis yang berkompeten. Jadi, Bunda tidak perlu khawatir tentang prosedurnya, cukup pastikan Bunda mengikuti jadwal yang ditentukan.
Sebelum menggunakan Cyclofem, Bunda harus memberi tahu dokter jika punya pengalaman alergi terhadap kandungan suntik KB merek lain sebelumnya, sedang hamil atau menyusui, memiliki riwayat penyakit seperti diabetes, hipertensi, gangguan fungsi hati, stroke, pembekuan darah, kanker, ginjal, tiroid, lupus, atau jantung.
Selain itu, Cyclofem tidak boleh digunakan oleh wanita di bawah 18 tahun dan pengguna tidak boleh merokok terutama jika berusia di atas 35 tahun. Jika terjadi efek samping serius, segera temui dokter.
Cyclofem perlu disimpan pada suhu ruang di tempat yang kering, terhindar dari sinar matahari langsung, dan jauh dari jangkauan anak-anak. Penyimpanan yang tepat sangat penting agar kualitas obat tetap terjaga.
Seperti obat lainnya, Cyclofem juga memiliki efek samping yang perlu diperhatikan. Efek samping yang mungkin terjadi meliputi mual, sakit kepala, nyeri dada, peningkatan berat badan, dan perdarahan endometrium. Jika Bunda mengalami overdosis, gejalanya bisa berupa mual, muntah, dan perdarahan vagina. Dalam kasus seperti ini, segera hubungi bantuan medis darurat.
Cyclofem tidak boleh digunakan oleh individu dengan kondisi tertentu, seperti perdarahan vagina yang tidak terdiagnosis, diabetes, hasil pap smear stadium III atau lebih, riwayat tromboemboli, penyakit serebrovaskular, migrain, galaktorea, kanker, serta sedang dalam pengobatan tertentu seperti anti-ansietas dosis tinggi, barbiturat, antidepresan, antikonvulsan, rifampisin, dan obat antimalaria. Obat ini juga tidak boleh digunakan selama kehamilan dan masa menyusui.
Beberapa obat dapat berinteraksi dengan Cyclofem, seperti Aminoglutethamide, rifampisin, antikonvulsan, St John's wort, asam askorbat, dan acetaminophen. Bunda harus berkonsultasi dengan dokter jika sedang menggunakan suplemen, produk herbal, atau obat lain untuk menghindari interaksi yang tidak diinginkan.
Cyclofem termasuk kategori X untuk kehamilan, yang berarti sangat berbahaya bagi janin dan tidak direkomendasikan untuk ibu hamil.
Cyclofem hanya boleh digunakan dengan resep dokter dan memerlukan pemantauan kondisi kesehatan secara berkala. Bunda harus segera menghubungi dokter jika ada efek samping serius atau tanda-tanda alergi.
Semoga informasi ini bermanfaat untuk Bunda dalam menentukan pilihan kontrasepsi yang tepat. Jangan ragu untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter jika ada pertanyaan atau kekhawatiran. Tetap sehat dan jaga diri baik-baik, ya Bunda!
Posting Komentar untuk " Cyclofem Suntik KB Berapa Bulan? Ini Penjelasannya!"